About Me

My photo
Annyeong~ Agisti imnida I'm Shawol, Bana and VIP. Choi Minho, CNU, GDTOP Biased. I'm also a Flames and CU (y) ^^ 언제나 샤이니 과 B1A4 지원 ƪ(˘⌣˘)ʃ

Friday, September 23, 2011

#HappyKeysday `ㅂ’

 23 September 2011

생일 축하합니다

생일 축하합니다

사랑하는 김기범

생일 축하합니다 

Saengil chukahamnida~

Saengil chukahamnida~

Saranghaneun KIM KIBUM~

Saengil chukahamnida~

Well, as you know today is our talkative and outgoing boy’s birthday. Key, one of SHINee-ING member that was born in Daegu. He’s “triple-threat” in SHINee, good at solve things, talkative & out-going, love Spongebob, has a quick reflexes, likes photography, and has a “camera-radar”. 


(cr: shiningstory.wordpress.com)

Friday, September 16, 2011

Naega dangsineul neomu saranghae [FanFiction]

Title                 : Naega dangsineul neomu saranghae

Author             : Agisti dea

Main cast         : - Kim Hyera
  - Choi Minho (SHINee)

Support cast    : - Yoona
                          - Krystal
                          - Onew
                          - Taemin

Length             : oneshoot

Genre              : Romance

Rating             : G




Naega dangsineul neomu saranghae


“Hyera-ssi….. aku menyukaimu bagaimana kalau kau menjadi yeojachingu ku?” kata seorang namja yang tengah berdiri di depan ku.

Sontak aku langsung mengalihkan pandangan dari buku yang dari tadi kubaca  dan menatap namja itu dari bingkai kaca mata hitam ku. namja itu tampak tak asing bagi ku. musim semi, ini pertama kalinya dalam hidup ku seseorang menyatakan cintanya pada ku. 

“mi-mianhe… kau agak sedikit membuat ku malu” kata ku dan kurasakan pipi ku memerah.

“maaf karena tiba-tiba….” ujar namja itu meminta maaf sambil berbalik dan berlalu begitu saja.

Aku hanya diam, tak bergerak sedikit pun dari posisi duduk ku di bangku taman berwarna coklat tersebut.

sebenarnya… tadi itu apa? batin ku.


1 Minggu kemudian…


“Ketua kelas! Pinjam catatan mu dong!” teriak Yoona dan Krystal bersamaan saat melihat ku masuk ke dalam kelas.

“boleh, pelajaran apa?” Tanya ku.

“ummm, Bahasa Inggris, Fisika dan Matematika” jawab Krystal  sambil menyunggingkan senyumnnya.

“sebenarnya semua pelajaran sih hehehe” sambung Yoona tiba-tiba.

“fuuh kalian ini, apa tidak bisa belajar lebih serius?” Tanya ku dengan nada kesal. 

“habisnya Taemin yang duduk di sebelah ku berisik sekali” kata Krystal. Kulihat wajahnya memerah.

“dia melihat dengan mata lebar loh, sebenarnya dia menyukai Taemin” tuduh Yoona menunjuk-nunjuk Krystal.

“heh?! Kok tau sih?” Tanya Krystal lagi.

Aku hanya memandangi mereka berdua layaknya penonton. Babo….. batin ku kesal.

Oh iya aku lupa memperkenalkan diri. Kim Hyera imnida. Umur ku 16 tahun dan sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA di sebuah sekolah yang cukup terkenal di Seoul. aku ketua kelas, suka membaca dan yang paling tidak kusuka adalah gosip tentang percintaan.

Yang benar saja… memikirkan hubungan asmara! Kewajiban pelajar kan belajar. Kalau belajar bisa masuk universitas yang bagus… batin ku sambil menopang wajah ku dengan kedua tangan  diatas meja.

walau begitu….

Ku lemparkan pandangan ku kearah seorang namja tampan dan tinggi yang sedang tertawa bersama seorang temannya itu.  ya, namanya Choi Minho. ia sekelas dengan ku. aku tidak tahu apa yang dia suka dan yang tidak ia suka. Yang ku tahu, pada semester satu tahun pertama, di saat-saat yang penting itu dia jarang datang ke sekolah. Tapi sebenarnya dia yang sangat ceria dan jujur dan karena sifat itulah ia menjadi terkenal di kelas. Aku masih menatap Minho ketika namja itu membalas menatap ku secara tiba-tiba.

“omona! Dia melihat ku!” ujar ku panik sendiri sambil cepat-cepat menutup wajah ku dengan buku Biologi.

“gawat! Aku yakin dia menatap ku, malunya” sambung ku lagi.

“ketua kelas! Aku pinjam catatan sejarah mu dong” seru Taemin tiba-tiba dari samping meja ku.

“aissh! Semuanya sedang di pinjam!” kata ku ketus.

Kenapa sih?! Aku hanya terkenal di saat-saat akan ujian? Keluh ku dalam hati. Aku melirik sebentar kearah Minho dari balik buku biologi ku, memastikan ia sudah mengalihkan tatapannya. Aku mulai kembali tenang.  Aku berhubungan dengannya hanya saat beberapa kali aku ke rumahnya untuk membujuknya masuk sekolah. Tentu saja itu semua karena aku disuruh oleh Onew songsaenim. Huh… aku sungguh bodoh. Padahal ia pernah bilang suka pada ku, tapi ternyata ia suka menggoda semua yeoja di kelas. Dia tidak pernah menghampiri dan bahkan tidak pernah mengobrol dengan ku. aku menginggat lagi kejadian 1 Minggu lalu saat ia menyatakan cintanya pada ku di taman.

Sebenarnya… aku menyukainya juga… tiba-tiba saja hati ku berkata demikian.

.
.
.

Esoknya…

Aku berjalan sendirian di koridor, sambil membawa tumpukan buku-buku tebal kepunyaan Onew songsaenim. tumpukan buku-buku itu sangat berat dan membuat tangan ku terasa pegal membawanya.

Padahal kan Onew songsaenim bisa menyuruh murid namja yang membawanya.. ugh.. keluh ku.

Tapi tiba-tiba sosok yang tak asing berhenti di depan ku. lagi-lagi aku hanya terdiam.

“akan ku bantu membawakan setengahnya” ujar Minho mengambil setengah dari tumpukan buku-buku yang ku bawa tadi.

“n-ne, arasseo. Gomawo Minho-ssi” kata ku berterima kasih padanya.

Mau tidak mau aku harus jalan berbarengan dengannya menuju kelas.  Kami berdua hanya diam.

“ummm, Hyera-ssi biasanya apa yang kau lakukan di taman itu? aku ingin sekali menemani mu” tanya Minho tiba-tiba.

Aku menghentikan langkah ku dan berbalik menatapnya tajam.

“mwo? Menemani? Kau kan bisa lihat kalau di sana aku membaca!” jawab ku ketus. Mungkin aku begitu karena salah tingkah di dekatnya.

“kalau begitu, buku apa yang kau baca?” tanyanya lagi.

“aku tidak ingat judulnya” aku menundukan kepala ku sambil meneruskan langkah ku.

“bagaimana ceritanya? Nanti aku cari” Minho terus melontarkan pertanyaannya.

“Minho-ssi kalau bicara, kau selalu seperti sedang bercanda, aku jadi tidak tahu kau serius atau tidak” sela ku.

“sepertinya aku melukai perasaan tuan putri. Kita sudah sampai” katanya saat kami berdua sampai di depan kelas.

Minho berjalan masuk lebih dulu, menaruh setengah tumpukan buku tadi diatas meja guru lalu kembali ke tempat duduknya. Aku pun melakukan hal yang sama.

.
.
.

Minggu pagi, seperti biasanya aku selalu datang ke taman untuk membaca sekaligus menikmati hembusan angin musim semi. Aku pun mengambil tempat duduk seperti biasa juga, di bangku panjang berwarna coklat. Setelah mendapat posisi yang pas aku pun mulai membuka lembar demi lembar buku yang kubaca. Tapi anehnya, tidak satupun isi buku tadi yang masuk di kepala ku. aku malah memikirkan….. Minho.

“hem… kok tiba-tiba ada aroma Kimchi di sini?” gumam ku pada diri sendiri ketika aroma kimchi yang entah dari mana itu tercium oleh hidung ku.

srak srak srak

ku lihat dari kejauhan seseorang yang memakai jaket abu-abu dengan tangan kiri memegang sapu dan tangan sebelahnya menenteng sebuah kotak makanan,  berlari kecil kearah ku.

“ternyata ada kau disini” kata orang tadi yang ternyata adalah Minho.

“mau kimchi?” sambungnya sambil menyodorkan kotak makanan yang ia tenteng tadi.

“a-aku tidak butuh!” jawab ku ketus.

“baiklah kalau begitu….” Gumamnya langsung membukakan kotak makanan tersebut yang ternyata sumber dari bau Kimchi yang ku cium tadi. Ia menyendok sedikit kimchi tadi dan menyodorkan ke depan mulut ku.

“makanalah, walaupun hanya sesuap” ujarnya lagi yang sukses membuat ku menerima suapannya.

“ummm, ngomong-ngomong untuk apa kau ada di taman ini? Membawa sapu pula” Tanya ku.

“hmmm itu… aku jadi sukarelawan untuk membersihkan taman ini” jawabnya.

“sukarelawan…. Kau rajin ya” kali ini aku berkata dengan jujur dan dengan nada yang halus.

“aniyo, bukan begitu. Jadi sukarelawan hanya alasan ku saja. Kalau aku ketempat ini bisa bertemu dengan mu. Kau tahu kan kalau aku tidak sekolah selama 1 semester? Karena gagal dalam ujian dan sekolah sekarang yang membosankan. Aku senang, karena demi aku, kau selalu datang ke rumah dan menyuruh ku sekolah lagi. Gomawo… jeongmal gomawo Hyera-ssi” jelasnya panjang lebar.

Itu kan… karena Onew songsaenim yang menyuruh ku. tapi kalau aku bilang begitu padanya, dia pasti akan membenci ku. aku tidak mau itu terjadi… pikir ku.

Setelah itu, Minho meminta nomor telepon ku. aku memberikannya dan ia tersenyum.

“fuuh, hari ini kalau bertemu dengan mu itulah yang ingin kukatakan” ujar Minho menghela nafas.

“Minho-ssi kalau bicara dengan yeoja kau benar-benar santai” kata ku.

Tiba-tiba ia memegang bahu ku dengan kedua tangannya. Yang tentu saja membuat ku berhadapan langsung dengannya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah ku. aku yang kaget otomatis tidak bisa berkata apa-apa.

“tidak mungkin  Hyera-ssi. Tentu saja gak sama, kalau aku bicara dengan yeoja yang kusuka” kata-katanya begitu halus.


Pagi yang begitu indah. Aku duduk sambil menatap langit dari jendela kelas. Tapi aktivitas ku tadi ku hentikan karena bel masuk sudah berbunyi. Tak berapa lama, masuklah Onew songsaenim bersama Minho. aku agak sedikit bingung saat melihat hal itu.

“hmm hmm… murid-murid sekalian saya akan memberitahu bahwa Minho akan pindah” kata Onew songsaenim memegang bahu Minho.

Kulihat sekitar ku. murid-murid lain memasang tampang seolah-olah bertanya ada apa.

“sampai jumpa ya” Minho mengangkat tangannya sekali.

Brak!

Aku mendaratkan kedua telapak tangan ku di meja dengan keras. Sepertinya seisi kelas terkejut dengan apa yang barusan kulakukan. Aku melangkah kan kaki ku cepat lalu berlalu keluar kelas.

“Minho-ssi!” panggil ku ketika kutangkap sosok Minho yang berjalan belum terlalu jauh.

Minho menghentikan langkahnya lalu berbalik dan mendekat ke arah ku.

“apa maksud mu kau akan pindah? Padahal kan kau bisa mengatakannya sejak awal. Kenapa kau lakukan ini?! Walaupun aku harus belajar dan sangat suka membaca, apapun yang kulakukan aku selalu saja memikirkan mu! Aku jadi tidak bisa berkonsentrasi pada apapun!” ucap ku panjang lebar dengan sangat emosional.

“aku tau..” tiba-tiba air mata mengalir deras dari pelupuk mata ku dan membanjiri pipi ku.

“hei, hei kau menangis karena aku ya?” Minho mendekat dan memegang bahu ku.

“baiklah…” sambungnya lagi.

Tangan Minho mendekat ke wajah ku dan mengambil kaca mata hitam ku. ia mengusap pipi ku yang basah.

“kembalikan kaca mata ku! aku gak bisa lihat apa-apa!” teriak ku memohon.

Minho mendekatkan wajahnya ke wajah ku hingga hanya tersisa 1 centi jarak diantara wajah kami. Aku bisa melihat wajahnya yang tampan itu walaupun agak sedikit kabur.

“kalau begini kau bisa lihat?” tanyanya yang langsung mendaratkan bibirnya tepat di bibir ku.

Isakan tangis ku terhenti. Aku merasakan getaran yang tidak bisa kujelaskan saat bibir Minho menyentuh bibir ku.

Aku…. Berciuman dengannya….. batin ku.

Minho menghentikan ciumannya dan menggantinya dengan sebuah pelukan erat.

“tapi tenanglah, aku pindah gak jauh kok. Kita akan selalu bertemu di koridor ini” katanya sambil mengelus rambut ku.

“HAH?!” seru ku kaget dan mendorongnya menjauh tentu saja sempat ku rebut kaca mata hitam ku dan memakainya lagi.

“apa maksud mu?!” Tanya ku ketus.

“iya, aku hanya akan pindah kelas. Kau kira apa?” jawabnya dengan nada tak bersalah.

“lupakan saja yang kukatakan tadi! Yaaa! Menyebalkan dasar babo!” seru ku memukul-mukul bahunya. Tapi lagi-lagi tangan ku di tangisnya dengan genggaman erat.

“sudah sana… kembali ke kelas” suruhnya membimbing ku masuk ke kelas.

Sontak saat aku masuk seisi kelas begitu heboh dan berteriak-teriak. Aku tercegang.

“woaaaahhh!! Daebak Minho-ssi, Hyera-ssi!!” seru Taemin mengacungkan 2 jempolnya.

“kalian pasangan yang serasi!! Dan tentu saja ciuman kalian tadi begitu romantis” timpal Yoona menambahkan.

“ka-kalian melihatnya tadi?” Tanya ku dan langsung menangkap jendela kelas yang menghadap ke koridor terbuka. Wajah ku bersemu merah.


Tidak ku sangka…. Ternyata kisah cinta yang seperti ini pun ada…

-END-