About Me

My photo
Annyeong~ Agisti imnida I'm Shawol, Bana and VIP. Choi Minho, CNU, GDTOP Biased. I'm also a Flames and CU (y) ^^ 언제나 샤이니 과 B1A4 지원 ƪ(˘⌣˘)ʃ

Wednesday, August 10, 2011

Day by Day [Fanfiction]


Title : Day by Day

Author : Sung hye bin aka Agisti dea

Main cast : Minho, Hye rin (imaginary), Jonghyun

Support cast : Onew , Key

Length : Oneshot

Genre : Romance

Rating : G

Backsound : Haru Haru (Bigbang), The name I loved (Onew ft Kim yun woo), on rainy days (beast)

A.N : Annyeong :) ini FF pertama author. Ceritanya ini diambil dari MV Bingbang yang Haru Haru , tau kan? Hehe. Mian ya kalo bahasa dan penulisannya masih hancur lebur. Selamat membaca. Jangan lupa komentar, kritik dan sarannya ya readers. Kamsahaeyo~






Minho pov~

Aku melihatnya langsung. Melihatnya sedang bermesraan dengan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Jonghyun, sahabat ku sendiri. Kenapa engkau tega melakukan ini Hye rin? . Aku memang sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi dengannya sejak 1 bulan lalu. Dia memutuskan hubungan kami tanpa alasan yang jelas. Apa mungkin semua itu karena Jonghyun? . ya tuhan tidak tahu kah dia aku masih mencintainya hingga saat ini. Melihat hal itu membuat hati ku seperti tersayat-sayat.

Masih ku pandangi mereka berdua lekat-lekat. Tiba-tiba Hye rin membuka gengaman tangannya dan memberikan sebuah cincin kepada Jonghyun. Benar-benar menyakitkan. Cincin yang di berikan Hye rin itu adalah cincin yang dulu kuberikan padanya ketika kami masih berpacaran. Jonghyun membalas pemberian Hye rin dengan membelai rambut yeoja itu. kalau saja saat itu Hye rin masih yeojachingu, mungkin Jonghyun sudah mati kupukuli.

Aku melangkah cepat menghampiri Jonghyun sesaat ketika Hye rin sudah pergi. Tahu apa yang akan terjadi, Onew dan Key hyung langsung menarik lengan ku untuk mencegah apa yang akan ku perbuat. Tapi aku sudah terlanjur dikuasai emosi. Ku hempaskan tangan kedua hyung ku dan…

Buk!!!

Tidak tanggung-tanggung ku layangkan tinju ku tepat kearah wajah namja itu. Jonghyun hanya mengerang kesakitan.

“apa maksud mu memukul ku seperti  itu?” tanyanya memegangi sebelah pipinya yang memerah.

“kau masih berani bertanya rupanya, setelah apa yang jelas-jelas telah kau perbuat. sahabat macam apa kau itu? hah!” kata ku ketus. Ku tarik kerah jaket Jonghyun dengan kuat lalu…

Buk!!!

“ya tuhan! Sudah Minho! jangan lakukan itu lagi!” teriak Onew hyung menarik tangan ku lalu menahannya. Nafas ku memburu karena emosi ku saat itu. kulihat Jonghyun berdiri dari tempatnya tersungkur dan mendekatkan wajahnya ke wajah ku.

“kau sudah merebut Hye rin dari ku! kau merebut semuanya!” aku berteriak, masih dengan tangan yang di tahan Onew hyung.

“aku tidak merebutnya! Dia yang datang ke padaku dan lihat kenyataannya sekarang! Dia memilih ku Choi Minho! bukan diri mu!” balas Jonghyun berteriak di depan wajah ku.

Aku benar-benar sangat emosi sekarang. Dengan sekuat tenaga ku lepaskan tangan Onew hyung yang menahan ku dari tadi.

Buk!!!

Aku mendaratkan tinjuku yang terakhir di wajah Jonghyun lagi sebelum akhirnya aku, Onew dan Key hyung pergi meninggalkannya.

.
.
.

Sehari setelah itu, Onew hyung, Key hyung dan Taemin mengajak ku berjalan-jalan menggunakan mobil. Tidak seperti biasanya. Setelah ku tanyakan alasan mengapa mereka berbuat seperti itu kepadaku, itu karena mereka hanya ingin memulihkan ku sejenak.

Tapi, lagi-lagi tuhan menyusun rencana lain. Aku melihatnya lagi. Melihat Hye rin dan Jonghyun berdua kali ini di dalam mobil di parkiran. Lebih parahnya lagi, Hye rin mendekatkan badannya ke Jonghyun dan Jonghyun merangkulkan tangannya di pundak Hye rin. Emosi ku terpancing, sontak aku langsung menyuruh Onew hyung untuk mengentikan mobil yang kami kendarai. Aku turun dari mobil dan menghampiri mobil hitam milik Jonghyun tadi.

“apa sebenarnya maumu? Hah?!” Tanya ku kasar sambil memukul kap mobil Jonghyun.

Jonghyun hanya tersenyum mengejek. Membuat tangan ku gatal ingin meninju lagi wajahnya itu. aku hampir saja membuka pintu mobilnya untuk menghajarnya, tapi lagi-lagi tindakan ku di cegah oleh Onew hyung. Aku di tarik paksa oleh Onew hyung untuk masuk ke dalam mobil dan ia langsung membawa ku pergi.

.
.
.

Prang! bruk! Bruk!

Kuhempaskan seluruh benda-benda yang ada di kamar ku saat itu. aku benar-benar frustasi di buat ini semua. Mungkinkah Hye rin memang sudah tidak mencintai ku lagi? Lantas apa yang harus ku perbuat? Melupakannya? Merelakannya dengan Jonghyun? Tapi jujur aku tidak bisa.

Prang!
Pikiran ku sudah tidak terkontrol sampai aku tidak sadar memecahkan kaca di dinding dengan tanganku. Aku bahkan sampai tidak merasa lagi perih di tangan ku yang sudah lecet-lecet terkena serpihan kaca tadi. Akhirnya aku terduduk di lantai memejam kan mata dan berusaha menenangkan diri. Tanpa sadar Onew dan Key hyung memperhatikan diri ku di pintu kamar ku. mereka memasang raut wajah pasrah sekaligus cemas.

(The name I loved-Onew ft Kim yun woo)
Minho pov end~

Jonghyun pov~

Aku menatap Hye rin bingung. Tidak biasanya ia meminta ku untuk bertemu hanya berdua saja.

“oppa harus membantu ku” kata Hye rin membuka pembicaraan.

“membantu? Membantu apa?”

“berpura-puralah menjadi namjachingu ku oppa” pinta Hye rin dengan nada lirih.

“mwo? Kau sudah gila? Anni, aku tidak mau melukai perasaan Minho”

“tolong oppa, kau tau aku sedang sakit bukan? Dokter memvonis hidup ku hanya sisa hitungan hari. Aku tidak mau membebani pikiran Minho makanya aku meminta oppa untuk bersandiwara menjadi namjachingu ku agar Minho bisa melupakan aku. Kulakukan ini karena aku mencintainya oppa” jelas Hye rin.

“ini, nanti berikan ini pada Minho” sambung Hye rin membuka gengaman tangannya dan menyerahkan sebuah cincin kepada ku.

“a-arasseo Hye rin-ah” kata ku mengiyakan permintaan yeoja yang sudah kuanggap dongsaeng ku sendiri itu dan menerima cincin tadi. Aku membelai sebentar rambutnya yang mulai rontok . kasihan dia pikir ku.

“kamsahaeyo oppa. baiklah kalau begitu, aku pergi dulu” pamit Hye rin lalu pergi.

Ku dengar suara berisik dari arah samping wajah ku. aku menoleh.

Buk!!!

Seorang namja yang tak lain adalah Minho, sahabat ku sendiri melayangkan tinjunya tepat di wajah kiri ku. ya tuhan rupanya dia melihat aku dan Hye rin tadi, pikir ku dalam hati.

“apa maksud mu memukul ku seperti itu?” Tanya ku sambil memegangi pipi kiri ku yang terasa perih.

“kau masih berani bertanya rupanya, setelah apa yang jelas-jelas telah kau perbuat. sahabat macam apa kau itu? hah!” kata Minho ketus. Tiba-tiba tangannya meraih kerah jaket ku, menariknya dengan kuat lalu…

Buk!!!

“ya tuhan! Sudah Minho! jangan lakukan itu lagi!” kulihat Onew hyung berteriak sambil menarik Minho dan menahan tangannya. Dada Minho kembang kempis, kurasa karena dia  sangat emosi sekali. Mungkin ini saat yang tepat untuk menolong Hye rin-ah pikir ku lalu berusaha bangkit dari tempat ku tersungkur dan mendekatkan wajah ku dengan wajah Minho.

“kau sudah merebut Hye rin dari ku! kau merebut semuanya!” teriak Minho dengan tangan masih di tahan oleh Onew hyung.

“aku tidak merebutnya! Dia yang datang ke padaku dan lihat kenyataannya sekarang! Dia memilih ku Choi Minho! bukan diri mu!” aku balas berteriak di depan wajahnya. Sebenarnya aku sangat tidak tega mengatakan itu. Minho langsung berontak hingga tangan Onew hyung terlepas.

Buk!!!

Ia mendaratkan tinjunya yang terakhir sebelum ia akhirnya pergi. aku hanya menatapnya dari belakang. Mianhae, jeongmal mianhae gumam ku.

.
.
.

Esoknya Hye rin menelepon ku dan minta di ajak jalan. Katanya ia ingin jalan-jalan sebelum hari operasinya besok. Karena aku juga tidak ada kesibukan hari itu, maka ku iyakan saja permintaannya. Aku menjemputnya di depan rumah sakit.

“habis cek ke dokter?” Tanya ku saat Hye rin membuka pintu dan masuk ke dalam mobil hitam ku itu.

“nee, oppa kita jalan-jalan ke mall saja ya aku ingin makan ice cream di sana” pinta Hye rin.

“arasseo, kita akan ke mall” ujar ku menginjak pedal gas.
.
.
.
Setelah selesai jalan aku dan Hye rin menuju parkiran mall. mengambil mobil ku untuk mengantar Hye rin pulang. Tapi, baru saja kami berdua masuk dan duduk, Hye rin tiba-tiba menyengol kuat siku ku.

“ada apa Hye rin-ah?”

“Mi-Minho” jawabnya menunjuk kecil kearah mobil silver di depan mobil ku. kulihat dari dalam mobil silver itu Minho memperhatikan aku dan Hye rin.

Hye rin mengeser badannya dan mendekat ke diriku. Aku tau maksud Hye rin. Aku pun langsung melingkarkan tangan ku di bahunya. Benar saja, mobil silver tadi berhenti mendadak dan turunlah Minho. kulihat raut wajah Minho sangat marah.

“apa sebenarnya maumu? Hah?!” tanyanya kasar sambil memukul kap mobil ku.

Aku hanya membalasnya dengan senyum mengejek yang terpaksa aku buat. Minho menjadi geram. Ia hampir membuka pintu mobil ku ketika Onew hyung turun dan menarik Minho masuk ke dalam mobil silver itu lagi. Tak lama kemudian mobil silver tadi berlalu pergi.

“gomawoyo oppa” ucap Hye rin sambil menitikan air matanya.

Jonghyun pov end~

Hye rin pov~

Aku terduduk lemas sambil memegang sebuah cermin. Ku raih rambut ku yang mulai rontok. Aku menangis lagi. Aku terserang kanker ganas di otak ku yang membuat hidup ku hanya tinggal hitungan hari. Ku letakan cermin tadi di lantai dan aku kembali mengambil sebuah foto. Ya, foto terakhir ku dengan Minho sebulan lalu ketika kami masih berpacaran. Mianhae Minho oppa, aku melakukan semua itu karena aku takut membebani pikiran mu dan tentu saja karena aku sangat mencintai mu gumam ku dengan air mata yang masih menggalir. Kutolehkan kepala ku ke kalender yang tergantung di dinding. Besok adalah hari operasi ku.

(On rainy days-Beast)

.
.
.

Aku melihat pemandangan pagi kota Seoul dari kaca ruangan ku di rumah sakit. Mungkin ini terakhir kalinya aku melihat keindahan kota Seoul kata ku dalam hati. Ku lihat bayangan ku yang samar-samar di kaca ruangan rumah sakit itu. rambut ku sudah habis dan kini aku hanya memakai penutup kepala untuk menyembunyikan kepala ku botak. Aku hanya menghela nafas.

“yaaa, selamat pagi Hye rin-ah” kata Key, Onew dan Jonghyun oppa tiba-tiba secara bersamaan. Aku menoleh.

“pa-pagi, ba-bagaimana Key dan Onew oppa ta..” kata ku terbata-bata karena kehadiran Key dan Onew oppa.

“sudahlah Hye rin-ah mereka sudah tau dan tentunya mereka tidak akan memberi tahu Minho” jelas Jonghyun oppa membuat ku lebih tenang.

“ini kau kubawakan Kimchi buatan ku untuk sarapan pagi” Key oppa menyerahkan sekotak Kimchi kepada ku. ku hirup baunya yang sedap itu. Key oppa benar-benar seperti umma saja pikir ku.

“kau sudah siap menjalankan operasi jam 12 nanti?” Tanya Onew oppa duduk di pinggir tempat tidur ku.

“nee, tentu saja. Doakan semoga berhasil” kata ku.
.
.

12.00 AM.

Aku sudah berada di atas tempat tidur dorong. Yang kulihat hanya wajah suster dan dokter yang akan membantu operasi ku. ketika sampai di ruangan operasi entah mengapa aku begitu tenang. Yang kubayangkan hanya wajah umma ku yang telah lama meninggal.
Apa aku akan menyusul mu hari ini? Gumam ku.

Blush!

Lampu operasi sudah dinyalakan. kurasakan cairan obat bius menjalar di sekujur tubuh ku, aku pun tak sadarkan diri. Tiba-tiba aku merasa mendengar suara umma ku memanggil-manggil ku.

“Hye rin-ah. Ayo sudah waktu mu ikut dengan ku”  suara umma ku samar-samar.

“arasseo, aku akan ikut dengan mu” balas ku.

Hye rin pov end~

Minho pov~

Aku berjalan pulang menuju rumah Onew dan Key hyung ketika hp ku bergetar. Aku merogoh saku celana jeans ku dan mengangkat telepon.

“yeoboseyo Onew hyung, ada apa?”

“kau cepat ke sini sekarang”

“kemana?”

“ke Seoul international Hospital. Hye rin sedang menjalankan operasi kaker otak-nya”

“mwo?!” aku tersentak, belum sempat Onew hyung menjawab lagi aku sudah mematikan hp ku dan langsung berlari sekencang mungkin. Kanker otak? Kenapa Hye rin tidak pernah bilang pada ku sebelumnya? oh tuhan, selamatkan Hye rin, pikir ku sambil masih terus berlari kencang. 20 menit kemudia aku sampai di rumah sakit. Seorang suster mengantar ku ke depan ruang operasi. Kulihat di sana Onew hyung, Key hyung dan Jonghyun tengah duduk cemas.

Jonghyun tiba-tiba berdiri menghampiri ku.

“ini, ambil ini” katanya meraih tangan ku dan memberikan cincin di diatas telapak tangan ku.

“apa maksud mu?” Tanya ku kian bingung.

“Hye rin menyuruh ku memberikan ini kepada mu. Kurasa sandiwara ku dengan Hye rin sudah cukup. Ia meminta ku berpura-pura telah menjadi namjachingu-nya agar kau bisa melupakan dia. Ia takut akan membebani pikiran mu karena penyakitnya. Kau tau? Ia melakukan itu karena ia sangat mencintai mu” jelas Jonghyun. Otomatis kaki ku lemas saat itu juga. Aku tertuduk sambil memandang pintu operasi dengan tatapan kosong.

.
.
.

3 jam kemudian, pintu operasi terbuka. Kulihat dokter dan suster keluar dengan membawa tubuh Hye rin yang  sudah di tutup kain putih diatas tempat tidur dorong. Rasanya aku ingin berteriak dan menangis sejadinya saat itu juga.

“Mianhaeyo” ujar dokter itu lirih. “nyawa Hye rin tidak bisa di selamatkan, kankernya sudah menjalar hingga merusak jantungnya” sambungnya lagi.

Aku melangkah lunglai kearah tempat tidur dorong tadi. Ku buka sebagian kain putih tadi hingga terlihat wajah cantik Hye rin yang sudah memucat. Ku ucapkan kata terakhir ku kepadanya.

“saranghae, jeongmal saranghae Hye rin” kata ku dengan air mata yang menetes.

...

Dola-bojiman-go tona-gara to narul chaji-malgo sara-gara
 

Norul sarang-hetgie hu-he-obgie jo-atdon kiog-man gajyo-gara
 

Gurok-jorok chama-bulman-he gurok-jorok gyon-dyo-nelman-e 

Non gurol-surok hengbok-heya-dwe haru-haru mudyo-jyoga-ne


(Haru Haru Bigbang)

End

No comments:

Post a Comment